Oleh: Bukhari Umar
Pendidikan hati merupakan bagian dari pembinaan ruhani yang ditekankan pada upaya pengembangan potensi jiwa manusia agar ia senantiasa dekat dengan Allah cenderung kepada kebaikan dan menghindar dari kejahatan. Sehubungan dengan ini terdapat hadis-hadis, antara lain sebagai berikut:
عن أبي هريرة ، قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : « إِنَّ اللهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ ، وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوْبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ.[1] رواه ابن حبان
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya Allah tidak memandang bentuk dan hartamu, tetapi Dia melihat hati dan pekerjaanmu.
Dalam hadis ini, Rasulullah saw. menegaskan bahwa Allah SWT lebih menghargai hati yang bersih dan amal saleh daripada bentuk tubuh yang cantik, gagah dan harta yang banyak. Itu berarti bahwa sebagai hamba Allah, setiap muslim harus berupaya mendapatkan yang lebih baik menurut Rab-nya. Dalam hadis lain, Rasulullah saw. menegaskan betapa pentingnya fungsi hati dalam kehidupan seseorang. Hadis itu adalah:
عَنْ النُّعْمَان بْنَ بَشِيرٍ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - يَقُولُ « الْحَلاَلُ بَيِّنٌ وَالْحَرَامُ بَيِّنٌ ، وَبَيْنَهُمَا مُشَبَّهَاتٌ لاَ يَعْلَمُهَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ ، فَمَنِ اتَّقَى الْمُشَبَّهَاتِ اسْتَبْرَأَ لِدِيِنِهِ وَعِرْضِهِ ، وَمَنْ وَقَعَ فِى الشُّبُهَاتِ كَرَاعٍ يَرْعَى حَوْلَ الْحِمَى ، يُوشِكُ أَنْ يُوَاقِعَهُ . أَلاَ وَإِنَّ لِكُلِّ مَلِكٍ حِمًى ، أَلاَ إِنَّ حِمَى اللَّهِ فِى أَرْضِهِ مَحَارِمُهُ ، أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ.[2] رواه البخارى
Nu‘man bin Basyir bercerita bahwa dia pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Perkara yang halal telah jelas dan yang haram telah jelas pula. Antara keduanya ada beberapa perkara yang diragukan yang tidak diketahui hukumnya oleh kebanyakan orang. Barangsiapa yang menjauhi perkara-perkara yang diragukan itu berarti dia memelihara agama dan kesopanannya. Barangsiapa mengerjakan perkara yang diragukan, sama saja dengan penggembala yang menggembalakan ternaknya di pinggir jurang, dikhawatirkan dia terjatuh ke dalamnya. Ketahuilah, semua raja mempunyai larangan dan ketahuilah pula larangan Allah adalah segala yang diharamkan-Nya. Ketahuilah dalam tubuh ada segumpal daging. Apabila daging itu baik maka baik pula tubuh itu semuanya. Apabila daging itu rusak, maka binasalah tubuh itu seluruhnya. Ketahuilah, daging tersebut ialah hati.
Di antara informasi yang terdapat dalam hadis di atas adalah keadaan hati seseorang sangat menentukan semua kondisinya, yang meliputi perkataan, sikap dan perbuatannya. Artinya bila hati seseorang dalam keadaan bersih dan sehat, maka semua perkataannya, sikap dan perbuatannya akan baik. Sebaliknya, bila hatinya kotor, maka semua produk dirinya akan jelek pula. Di sini, Rasulullah SAW. sesungguhnya memberikan motivasi yang sangat besar kepada umatnya untuk berusaha membersihkan hati dari segala sifat yang tidak baik sekaligus menghiasinya dengan semua sifat yang baik.
Apa yang merusak dan mengotori hati seseorang dan bagaimana membersihkannya? Pertanyaan itu akan dijawab oleh hadis berikut ini:
عن أبي هريرة : عن رسول الله صلى الله عليه و سلم قال إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا أَخْطَأَ خَطِيْئَةً نُكِتَتْ فِي قَلْبِهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ فَإِذَا هُوَ نَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ وَتَابَ سَقَلَ قَلْبُهُ وَإِنْ عَادَ زِيْدَ فِيْهَا حَتَّى تَعْلُو قَلْبَهُ وَهُوَ الرَّانُ الَّذِي ذَكَرَ اللهُ { كَلاَّ بَلْ رَّانَ عَلَى قُلُوْبِهِمْ مَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ }[3]. رواه الترمذى
Abi Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya hamba apabila berbuat satu kesalahan (dosa), maka hatinya dihinggapi oleh satu noda hitam. Apabila ia berhenti (berbuat salah), memohon ampun kepada Allah dan bertaubat, maka hatinya dibersihkan dari noda tersebut. Akan tetapi jika ia mengulangi (kesalahannya), maka noda hitam itu akan bertambah sampai menutupi hatinya. Itulah "al-rân" yang disebut dalam Alquran (كلا بل ران على قلوبهم ما كانوا يكسبون).
Hadis di atas menunjukkan bahwa hati seorang mukmin dikotori oleh dosa yang dilakukannya. Semakin banyak dosanya, semakin kotor hatinya. Bila terus menerus berbuat dosa, maka hatinya akan gelap diliputi oleh noda hitam, sehingga tidak dapat menerima nasihat, saran dan pelajaran dari siapa pun. Solusi yang ditunjukkan oleh Rasulullah SAW. adalah bertaubat, dengan cara berhenti berbuat dosa dan mohon ampun kepada Allah, lalu kerjakan kebaikan.
Sehubungan dengan penyucian hati, selain hadis di atas adapula petunjuk Rasulullah SAW. seperti dalam hadis berikut:
عن ابن عمر ، قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : « إِنَّ هَذِهِ الْقُلُوْبَ تَصْدَأُ ، كَمَا يَصْدَأُ الْحَدِيْدُ إِذَا أَصَاَبهُ المْاَءُ » قِيْلَ : يَا رَسُوْلَ اللهِ ، وَمَا جَلاَؤُهَا ؟ قاَلَ : « كَثْرَةُ ذِكْرِ الْمَوْتِ وَتِلاَوَةُ الْقُرْآنِ.[4] رواه البيهقى
Ibnu Umar meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya hati ini bisa berkarat bagaikan besi berkarat bila dikenai air. Ditanyakan orang, bagaimana membersihkannya ya Rasulullah SAW.?Beliau menjawab: Perbanyak mengingat mati dan perbanyak membaca Alquran.
Hadis di atas memberikan petunjuk bagaimana membersihkan hati, yaitu dengan dua hal besar, banyak mengingat mati dan banyak membaca Alquran. Bila seseorang banyak mengingat mati, maka ia akan termotivasi untuk beribadah, mengerjakan perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya. Dengan banyak beribadah, hati seseorang akan menjadi tenang dan tenteram. Demikian juga dengan membaca Alquran. Membaca Alquran di sini tentu bukan sekedar membaca (mengeja huruf demi huruf serta lagu belaka) tetapi diikuti dengan memahami dan mengikuti tuntutan ayat tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar