Oleh: Bukhari Umar
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di sekitar manusia (peserta
didik). Ia dapat berupa manusia dan dapat pula berupa bukan manusia
seperti tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, sungai, laut, udara dan
sebagainya. Bahkan, selain itu ada pula sesuatu yang berada di luar
diri manusia yang tidak tampak oleh manusia (gaib), tetapi
keberadaannya pasti. Hal ini dapat diketahui melalui informasi dari
kitab suci (Alquran). Golongan ini meliputi jin dan malaikat.
Di
antara lingkungan tersebut, ada yang memiliki pengaruh yang besar dalam
perkembangan peserta didik, yaitu: lingkungan keluarga (orang tua),
teman dan setan. Ketiga lingkungan ini sering mewarnai kehidupan
peserta didik. Hal ini perlu diketahui oleh pendidik agar dapat
menentukan sikap dan bertindak sesuai dengan kebutuhan pendidikan. Di
sini akan dibicarakan pengaruh lingkungan keluarga (orang tua), teman
dan syetan terhadap perkembangan peserta didik.
1. Pengaruh Lingkungan Keluarga
Orang tua adalah orang
yang paling berpeluang mempengaruhi peserta didik. Hal itu dimungkinkan
karena merekalah yang paling awal bergaul dengan anaknya, paling dekat
dalam berkomunikasi, dan paling banyak menyediakan waktu untuk anak
terutama ketika ia masih kecil. Tidak sulit dipahami bila orang tua
memiliki pengaruh yang besar dalam perkembangan anaknya.
Peluang
besar mempengaruhi anak seperti di atas perlu dimanfaatkan oleh setiap
orang tua secara maksimal. Ia harus menciptakan kondisi yang kondusif
agar semua potensi anak dapat berkembang optimal. Bila orang tua tidak
mendidik anaknya atau melaksanakan pendidikan anak tidak dengan
sungguh-sungguh, maka akibatnya anak tidak akan berkembang sesuai
dengan harapan. Bahkan, potensi anak yang paling asasi (fitrah diniyah) dapat bergeser. Hal ini ditegaskan oleh Rasulullah saw. dalam hadisnya:
كُلُّ
مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ
يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ كَمَثَلِ الْبَهِيْمَةِ تُنْتَجُ
الْبَهِيْمَةَ ، هَلْ تَرَى فِيْهَا جَدْعَاءَ
Setiap
anak dilahirkan menurut fitrah (potensi beragama Islam). Selanjutnya,
kedua orang tuanyalah yang membelokkannya menjadi Yahudi, Nasrani, atau
Majusi bagaikan binatang melahirkan binatang, apakah kamu melihat kekurangan padanya? (HR Bukhari dari Abu Hurairah).
Kata-kata abawāh
yang berarti kedua orang tua dalam hadis di atas tidak berarti
menafikan pengaruh pihak lain. Dalam kenyataannya, masih banyak
komponen lingkungan yang dapat mempengaruhinya. Disebut kedua orang tua
untuk mewakili lingkungan dapat dipahami karena dominasi peran dan
pengaruh orang tua terhadap perkembangan anak.
Kata yuhawwidānih dalam hadis di atas berarti kedua orang tua mengajar dan menggiringnya menjadi orang Yahudi. Kata-kata “yunaşşirānih”
berarti bahwa kedua orang tua pula yang mengajar dan menggiring anak
menjadi Nasrani (Al-Asqalani, 1993: 619). Dengan demikian, terlihatlah
betapa pentingnya peran keluarga atau orang tua dalam perkembangan
anak. Orang tua harus melaksanakan proses pendidikan terhadap anak-anak
dan begitu juga anggota keluarga yang lain. Pendidikan yang
dilaksanakan harus sesuai dengan tuntunan ajaran Islam, yang disebut
pendidikan Islam. Menurut Al-Djamaly, “Pendidikan Islam adalah proses
yang mengarahkan manusia kepada kehidupan yang baik dan yang mengangkat
derajat kemanusiaannya, sesuai dengan kemampuan dasar (fitrah) dan
kemampuan ajarnya (pengaruh dari luar) (Al-Jamaly, 1996: 17).
Selain orang tua, anggota keluarga yang
tinggal setempat dengan seseorang juga mempunyai pengaruh yang besar.
Mereka itu adalah suami/istri, saudara, nenek, kakek, paman, dan
bibi. Besar atau kecilnya pengaruh masing-masing tergantung kepada
kadar komunikasi dan kualitas pengaruh yang diberikan kepada peserta
didik.
2. Pengaruh Teman
Teman
sangat berarti bagi setiap manusia. Dari anak-anak sampai orangtua,
baik kali-laki maupun perempuan, baik yang kaya maupun yang miskin,
baik orang-orang baik maupun orang-orang yang tidak baik, semuanya
membutuhkan teman. Rasanya, kebahagiaan ini tidak lengkap bila tidak
memiliki teman. Buktinya, ketika gembira, orang membutuhkan teman dan
pada waktu sedih, orang juga membutuhkan sahabat.
Teman
itu bervariasi. Kadang-kadang, teman membawa berkah, rezeki, dan
kebahagiaan. Akan tetapi, perlu juga hati-hati karena banyak juga orang
yang rusak bahkan sengsara karena teman. Dengan demikian, teman itu ada
yang baik dan ada pula yang jelek. Teman yang baik inilah yang
diidam-idamkan karena ia mendatangkan kebaikan. Sebaliknya, teman yang
jelek perlu dihindari karena sering membawa malapetaka.
Teman
sangat berpengaruh dalam kehidupan seseorang. Ada orang yang jelek
berubah menjadi baik setelah berteman dengan orang baik. Sebaliknya,
tidak sedikit pula orang yang pada awalnya baik, tetapi kemudian
berubah menjadi jelek setelah bergaul dengan teman yang jelek. Ada
orang tua yang telah berusaha membimbing anak di rumah dengan
sebaik-baiknya, tetapi anak terpengaruh oleh temannya yang berperilaku
jelek sehingga ia mempertunjukkan perilaku jelek di depan orang tua.
Jangan kaget. Teman dapat mewarnai, bahkan dapat mengubah agama seorang
anak. Hal itu telah diperingatkan oleh Rasulullah saw. :
مَثَلُ
الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالْجَلِيسِ السَّوْءِ كَمَثَلِ صَاحِبِ الْمِسْكِ
، وَكِيرِ الْحَدَّادِ ، لاَ يَعْدَمُكَ مِنْ صَاحِبِ الْمِسْكِ إِمَّا
تَشْتَرِيهِ ، أَوْ تَجِدُ رِيحَهُ ، وَكِيرُ الْحَدَّادِ يُحْرِقُ
بَدَنَكَ أَوْ ثَوْبَكَ أَوْ تَجِدُ مِنْهُ رِيحًا خَبِيثَةً.
Perumpamaan
teman yang baik dan teman yang jelek bagaikan pemilik minyak wangi dan
tukang besi. Terhadap pemilik minyak wangi, kamu dapat menikmati minyak
wangi dengan cara membeli kepadanya atau minimal mencium aromanya yang
bagus. Sedangkan terhadap tukang besi, mungkin badan atau pakaianmu
terbakar atau kamu mencium bau yang tidak sedap. (HR Bukhari dan Muslim dari Abu Musa).
الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ .
Seseorang itu mengikuti agama temannya. Oleh sebab itu, kamu harus hati-hati terhadap temanmu (HR Tirmizi dan Abu Daud dari Abu Hurairah).
3. Pengaruh Syetan
Dalam Alquran dikemukakan bahwa setan telah banyak menghancurkan
kehidupan manusia, mulai dari manusia pertama sampai sekarang, bahkan
sampai manusia di akhir zaman. Paling tidak terdapat 113 kata yang
berarti setan dalam Alquran di antaranya adalah:
1. Menggoda Adam dan Hawa sehingga keduanya dikeluarkan dari sorga (QS Al-Baqarah/2: 36).
2. Musuh yang nyata bagi manusia (Al-Baqarah/2: 168).
3. Menyuruh manusia berbuat jahat dan keji (Al-Baqarah/2: 169)
4. Mengeluarkan manusia dari cahaya kepada kegelapan (Al-Baqarah/2: 257)
5. Menakut-nakuti manusia …. Ali Imran/3: 175).
6. Menyesatkan manusia sejauh-jauhnya (An-Nisak/: 60).
7. Mendorong manusia agar bermusuh-musuhan (Al-Maidah/: 91)
8. Membisikkan pikiran jahat kepada manusia (Al-A’raf/: 20)
9. Menipu manusia (Al-A’raf/: 27)
Dalam hadis juga ditemukan penjelasan tentang tipu daya setan terhadap manusia. Di antaranya dalam hadis qudsi berikut ini:
…وَإِنِّى
خَلَقْتُ عِبَادِى حُنَفَاءَ كُلَّهُمْ وَإِنَّهُمْ أَتَتْهُمُ
الشَّيَاطِينُ فَاجْتَالَتْهُمْ عَنْ دِينِهِمْ وَحَرَّمَتْ عَلَيْهِمْ
مَا أَحْلَلْتُ لَهُمْ وَأَمَرَتْهُمْ أَنْ يُشْرِكُوا بِى …
…
Aku telah menciptakan hamba-Ku menjadi orang yang lurus semuanya. Akan
tetapi syetan memalingkan mereka dari agamanya, mengharamkan apa yang
Aku halalkan dan menyuruh mereka mempersyerikatkan-Ku…( HR Muslim, Ahmad, Nasa’i dari ‘Iyad).
Agar terpelihara dari gangguan setan, manusia diperintahkan agar selalu
mendekatkan diri dan memohon pertolongan Allah (Al-A’raf/: 200,
Al-Falaq/113: 1- 5, An-Nas/114: 1- 6).
Selain
pengaruh ketiga lingkungan di atas, ada pula lingkungan bukan manusia
yang juga mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam perkembangan
peserta didik, yaitu media yang berwujud berbagai bentuk, seperti:
televisi, video, computer, internet, dan handphone. Media-media ini
telah membuat wawasan anak-anak dan remaja berkembang lebih cepat dari
pada masa sebelumnya. Namun, perubahan yang terlihat dalam realita
masyarakat di samping yang positif, yang negatifnya juga cukup besar.
Akibatnya, para orang tua merasakan mendidik anak zaman sekarang sudah
sangat sulit dan melelahkan.
Anak-anak dan remaja sangat tertarik kepada berbagai permainan (games) dan hiburan (entertainment)
yang disajikan oleh media di atas. Bahkan, peserta didik tidak
segan-segan menghabiskan sebagian besar waktu efektifnya untuk pergi ke
mall, warnet, dan playstation untuk menikmati permainan kesukaan mereka. Hal itu menyebabkan penambahan cost (biaya
ekonomi) keluarga dan berkurangnya waktu belajar bagi peserta didik.
Akhirnya mau atau tidak mau, akan terjadi penurunan kulitas akademik
peserta didik. Ini merupakan masalah yang sangat serius.
Untuk
menghadapi masalah di atas diperlukan upaya yang sangat serius pula.
Semua komponen masyarakat terkait yang meliputi orang tua, pemilik
warnet, pemilik stasion televisi, pengelola mall, dan playstation
seyogianya peduli dengan perkembangan anak dan remaja. Program-program
yang disajikan harus diseleksi sedemikian rupa, jadwal operasi yang
juga dipertimbangkan agar anak dan remaja tidak larut menikmatinya
sehingga melupakan pelajaran, kewajiban dan tugas-tugas lainnya.
Selain sumber informasi, jadikan internet sebagai sarana mendapatkan penghasilan. Mau tahu caranya? Tidak sulit. Silahkan KLIK DI SINI.
Selain sumber informasi, jadikan internet sebagai sarana mendapatkan penghasilan. Mau tahu caranya? Tidak sulit. Silahkan KLIK DI SINI.