Selasa, 30 November 2010

Materi Pendidikan Islam:
Pendidikan Sosial dalam Perspektif Hadis

Oleh: Bukhari Umar

 

Pendidikan sosial adalah  suatu proses pembinaan kesadaran sosial, sikap sosial dan keterampilan sosial agar anak dapat hidup dengan baik dan wajar di tengah-tengah lingkungan masyarakatnya. Sehubungan dengan ini terdapat hadis-hadis, antara lain sebagai berikut:
a. Orang Beriman harus bersatu
عَنْ أَبِي مُوسَى عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الْمُؤْمِنَ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا وَشَبَّكَ أَصَابِعَهُ.[1] رواه البخارى
Dari Abu Musa, Nabi saw. bersabda: Sesungguhnya seorang mukmin bagi mukmin yang lain laksana satu bangunan, sebagiannya menguatkan sebagian yang lain sambil memasukkan jari-jari tangannya satu sama lain.
Dalam hadis ini, Rasulullah SAW. memberikan motivasi persatuan antara sesama orang beriman dengan metode perumpamaan. Perumpamaan yang beliau gunakan sangat sederhana dan mudah dipahami oleh siapa saja yang melihatnya.
b. Orang Beriman Harus Saling Mencintai
عَنْ أَنَسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ ِلاَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ.[2] رواه البخارى
Dari Anas, Nabi saw. bersabda: Tidak beriman salah seorang kamu sebelum ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.
Dalam hadis ini, Rasulullah saw. menegaskan bahwa kesempurnaan iman seseorang itu belum akan diperoleh bila ia tidak mencintai saudaranya. Itu berarti bahwa Rasulullah saw. memberikan motivasi yang sangat besar kepada umatnya agar memiliki rasa dan perilaku sosial yang baik. Motivasi seperti ini juga perlu diberikan oleh orang tua dan guru pada saat ini.
c. Orang Beriman Harus Saling Membantu
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَاللَّهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ ....[3] رواه مسلم
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda: Siapa yang melapangkan seorang mukmin dari satu kesulitan dunia, Allah akan melapangkannya dari satu kesulitan hari kiamat. Siapa yang memudahkan dari satu kesulitan, Allah akan memdahkannya dari kesulitan dunia dan akhirat. Siapa yang menutup aib seorang muslim, Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat. Allah selalu menolong hamba-Nya selama hamba itu menolong saudaranya....
Dalam hadis ini, ada empat informasi, yaitu: (1). Allah akan melapangkan hamba-Nya yang melapangkan orang lain, (2). Allah akan memudahkan urusan hamba-Nya bila ia memudahkan urusan orang lain, (3). Allah akan menutup aib seorang hamba yang menutup aib hamba saudaranya, (4). Allah akan menolong setiap hamba yang menolong saudaranya. Semua urusan ini adalah urusan sosial.
Manusia adalah makhluk sosial. Ia tidak mampu hidup sendiri-sendiri. Dalam berbagai hal, manusia membutuhkan bantuan orang lain. Oleh sebab itu, manusia harus hidup secara sosial. Ia tidak boleh mementingkan diri sendiri. Untuk itu, Rasulullah SAW. mendidik umatnya agar menjadi makhluk sosial dengan metode ganjaran atau motivasi yang besar.



[1] Al-Bukhariy, Juz 1, h. 199-200
[2] Ibid., h. 16
[3] Muslim, Juz 4, h. 2074

Tidak ada komentar:

Posting Komentar