Oleh: Bukhari Umar
Kualifikasi beriman merupakan sasaran yang ingin dicapai dalam pendidikan seorang muslim. Pengakuan keimanan dan sikap konsisten dapat membuat seorang muslim mencapai tingkat kesempurnaan. Sekaitan dengan iman terdapat hadis antara lain:
عن سفيان بن عبد الله الثقفي قال قُلْتُ ياَ رَسُوْلَ اللهِ قُلْ لِيْ فِي الإِسْلاَمِ قَوْلاً لاَ أَسْأَلُ عَنْهُ أَحَدًا بَعْدَكَ (وَفِي حَدِيْثِ أَبِي أُسَامَةَ غَيْرَكَ) : قَالَ قُلْ آمَنْتُ باِللهِ فَاسْتَقِمْ.[1] رواه مسلم وأحمد
Sufyan bin Abdullah al-Saqafiy meriwayatkan bahwa ia berkata kepada Rasulullah: Ya Rasulullah ! Katakanlah kepada saya sesuatu tentang Islam yang tidak akan saya tanyakan lagi sesudah Engkau! Nabi berkata: Katakanlah! Saya beriman kepada Allah lalu tetapkanlah pendirianmu.
Hadis ini menunjukkan bahwa iman kepada Allah dan istiqamah dengan pengakuan keimanan itu merupakan suatu hal yang sudah cukup dan memadai bagi seorang muslim. Oleh karena itu, para pendidik harus berusaha agar peserta didik memiliki iman yang kuat dan teguh pendirian dalam melaksanakan tuntutan iman tersebut. Segala aktivitas kependidikan agar diarahkan menuju terbentuknya pribadi-pribadi yang beriman.
Sehubungan dengan ketinggian derajat orang yang beriman dapat dibaca dalam hadis berikut ini:
عَنْ أَبِى سَعِيدٍ الْخُدْرِىِّ - رضى الله عنه - عَنِ النَّبِىِّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ « إِنَّ أَهْلَ الْجَنَّةِ يَتَرَاءَيُونَ أَهْلَ الْغُرَفِ مِنْ فَوْقِهِمْ كَمَا يَتَرَاءَيُونَ الْكَوْكَبَ الدُّرِّىَّ الْغَابِرَ فِى الأُفُقِ مِنَ الْمَشْرِقِ أَوِ الْمَغْرِبِ ، لِتَفَاضُلِ مَا بَيْنَهُمْ » . قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ ، تِلْكَ مَنَازِلُ الأَنْبِيَاءِ لاَ يَبْلُغُهَا غَيْرُهُمْ قَالَ « بَلَى وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ ، رِجَالٌ آمَنُوا بِاللَّهِ وَصَدَّقُوا الْمُرْسَلِينَ.[2] رواه البخارى ومسلم والترمذى وأحمد
Abu Sa'id al-Khudhri r.a. meriwayatkan Nabi saw bersabda: Sesungguhnya penduduk sorga melihat penghuni tempat yang tinggi di atas mereka seperti mereka melihat bintang yang berada di penjuru Timur dan Barat karena keutamaan mereka. Sahabat bertanya: Ya Rasulullah ? Apakah itu tempat para Nabi yang tidak bisa dicapai oleh orang lain? Beliau menjawab: Bisa, demi Zat Yang Menggenggam diriku, mereka itu adalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan membenarkan para Rasul.
Hadis ini menunjukkan ketinggian orang yang kuat keimanannya kepada Allah dan Rasul di antara makhluk Allah secara keseluruhan. Posisi tersebut dimungkinkan bagi orang-orang yang sungguh-sungguh dan berusaha meningkatkan keimanannya.
Dalam Alquran dipaparkan oleh Allah kriteria orang-orang yang beriman dalam beberapa surat, di antaranya: surat Al-Anfal: 2, 3, 74, An-Nur: 62; Al-Mukmin: 2-8, dan Al-Hujurat: 49. Kriteria itu adalah: hatinya bergetar bila mendengar nama Allah, imannya bertambah bila mendengar ayat Allah, bertawakal hanya kepada Allah, mendirikan shalat dengan khusyuk, menunaikan zakat, sopan dan patuh kepada Rasulullah, menjaga kehormatan dari yang haram, memelihara amanah, menepati janji, menjauhkan diri dari perkataan dan perbuatan sia-sia, membantu orang-orang yang beriman, dan suka berinfak.
Bila orang yang beriman diyakini sebagai orang yang dimuliakan dan diistimewakan oleh Allah di dunia dan akhirat, maka seyogianya segala proses pendidikan Islam itu diarahkan untuk mencapai derajat itu. Hal itu dimungkinkan bila setiap pendidik berupaya melakukan berbagai aktivitas kependidikan yang berpotensi membawa peserta didik kepada kualitas iman yang baik. Lebih tegasnya, pendidik perlu memasukkan kualifikasi mukmin dalam rumusan tujuan pendidikan yang dilakukannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar