Minggu, 15 Juli 2012

Pengaruh Lingkungan terhadap Peserta didik

Oleh: Bukhari Umar

Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di sekitar manusia (peserta didik). Ia dapat berupa manusia dan dapat pula berupa bukan manusia seperti tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, sungai, laut, udara dan sebagainya. Bahkan, selain itu ada pula sesuatu yang berada di luar diri manusia yang tidak tampak oleh manusia (gaib), tetapi keberadaannya pasti. Hal ini dapat diketahui melalui informasi dari kitab suci (Alquran). Golongan ini meliputi jin dan malaikat.
Di antara lingkungan tersebut, ada yang memiliki pengaruh yang besar dalam perkembangan peserta didik, yaitu: lingkungan keluarga (orang tua), teman dan setan. Ketiga lingkungan ini sering mewarnai kehidupan peserta didik. Hal ini perlu diketahui oleh pendidik agar dapat menentukan sikap dan bertindak sesuai dengan kebutuhan pendidikan. Di sini akan dibicarakan pengaruh lingkungan keluarga (orang tua), teman dan syetan terhadap perkembangan peserta didik.
1. Pengaruh Lingkungan Keluarga
Orang tua adalah orang yang paling berpeluang mempengaruhi peserta didik. Hal itu dimungkinkan karena merekalah yang paling awal bergaul dengan anaknya, paling dekat dalam berkomunikasi, dan paling banyak menyediakan waktu untuk anak terutama ketika ia masih kecil. Tidak sulit dipahami bila orang tua memiliki pengaruh yang besar dalam perkembangan anaknya.
Peluang besar mempengaruhi anak seperti di atas perlu dimanfaatkan oleh setiap orang tua secara maksimal. Ia harus menciptakan kondisi yang kondusif agar semua potensi anak dapat berkembang optimal. Bila orang tua tidak mendidik anaknya atau melaksanakan pendidikan anak tidak dengan sungguh-sungguh, maka akibatnya anak tidak akan berkembang sesuai dengan harapan. Bahkan, potensi anak yang paling asasi (fitrah diniyah) dapat bergeser. Hal ini ditegaskan oleh Rasulullah saw. dalam hadisnya:
كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ كَمَثَلِ الْبَهِيْمَةِ تُنْتَجُ الْبَهِيْمَةَ ، هَلْ تَرَى فِيْهَا جَدْعَاءَ
Setiap anak dilahirkan menurut fitrah (potensi beragama Islam). Selanjutnya, kedua orang tuanyalah yang membelokkannya menjadi Yahudi, Nasrani, atau Majusi bagaikan binatang melahirkan binatang, apakah kamu melihat kekurangan padanya? (HR Bukhari dari Abu Hurairah).
Kata-kata abawāh yang berarti kedua orang tua dalam hadis di atas tidak berarti menafikan pengaruh pihak lain. Dalam kenyataannya, masih banyak komponen lingkungan yang dapat mempengaruhinya. Disebut kedua orang tua untuk mewakili lingkungan dapat dipahami karena dominasi peran dan pengaruh orang tua terhadap perkembangan anak.
Kata yuhawwidānih dalam hadis di atas berarti kedua orang tua mengajar dan menggiringnya menjadi orang Yahudi. Kata-kata “yunaşşirānih” berarti bahwa kedua orang tua pula yang mengajar dan menggiring anak menjadi Nasrani (Al-Asqalani, 1993: 619). Dengan demikian, terlihatlah betapa pentingnya peran keluarga atau orang tua dalam perkembangan anak. Orang tua harus melaksanakan proses pendidikan terhadap anak-anak dan begitu juga anggota keluarga yang lain. Pendidikan yang dilaksanakan harus sesuai dengan tuntunan ajaran Islam, yang disebut pendidikan Islam. Menurut Al-Djamaly, “Pendidikan Islam adalah proses yang mengarahkan manusia kepada kehidupan yang baik dan yang mengangkat derajat kemanusiaannya, sesuai dengan kemampuan dasar (fitrah) dan kemampuan ajarnya (pengaruh dari luar) (Al-Jamaly, 1996: 17).
Selain orang tua, anggota keluarga yang tinggal setempat dengan seseorang juga mempunyai pengaruh yang besar. Mereka itu adalah suami/istri, saudara, nenek, kakek, paman, dan bibi. Besar atau kecilnya pengaruh masing-masing tergantung kepada kadar komunikasi dan kualitas pengaruh yang diberikan kepada peserta didik.
2. Pengaruh Teman
Teman sangat berarti bagi setiap manusia. Dari anak-anak sampai orangtua, baik kali-laki maupun perempuan, baik yang kaya maupun yang miskin, baik orang-orang baik maupun orang-orang yang tidak baik, semuanya membutuhkan teman. Rasanya, kebahagiaan ini tidak lengkap bila tidak memiliki teman. Buktinya, ketika gembira, orang membutuhkan teman dan pada waktu sedih, orang juga membutuhkan sahabat.
Teman itu bervariasi. Kadang-kadang, teman membawa berkah, rezeki, dan kebahagiaan. Akan tetapi, perlu juga hati-hati karena banyak juga orang yang rusak bahkan sengsara karena teman. Dengan demikian, teman itu ada yang baik dan ada pula yang jelek. Teman yang baik inilah yang diidam-idamkan karena ia mendatangkan kebaikan. Sebaliknya, teman yang jelek perlu dihindari karena sering membawa malapetaka.
Teman sangat berpengaruh dalam kehidupan seseorang. Ada orang yang jelek berubah menjadi baik setelah berteman dengan orang baik. Sebaliknya, tidak sedikit pula orang yang pada awalnya baik, tetapi kemudian berubah menjadi jelek setelah bergaul dengan teman yang jelek. Ada orang tua yang telah berusaha membimbing anak di rumah dengan sebaik-baiknya, tetapi anak terpengaruh oleh temannya yang berperilaku jelek sehingga ia mempertunjukkan perilaku jelek di depan orang tua. Jangan kaget. Teman dapat mewarnai, bahkan dapat mengubah agama seorang anak. Hal itu telah diperingatkan oleh Rasulullah saw. :
مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالْجَلِيسِ السَّوْءِ كَمَثَلِ صَاحِبِ الْمِسْكِ ، وَكِيرِ الْحَدَّادِ ، لاَ يَعْدَمُكَ مِنْ صَاحِبِ الْمِسْكِ إِمَّا تَشْتَرِيهِ ، أَوْ تَجِدُ رِيحَهُ ، وَكِيرُ الْحَدَّادِ يُحْرِقُ بَدَنَكَ أَوْ ثَوْبَكَ أَوْ تَجِدُ مِنْهُ رِيحًا خَبِيثَةً.
Perumpamaan teman yang baik dan teman yang jelek bagaikan pemilik minyak wangi dan tukang besi. Terhadap pemilik minyak wangi, kamu dapat menikmati minyak wangi dengan cara membeli kepadanya atau minimal mencium aromanya yang bagus. Sedangkan terhadap tukang besi, mungkin badan atau pakaianmu terbakar atau kamu mencium bau yang tidak sedap. (HR Bukhari dan Muslim dari Abu Musa).
الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ .
Seseorang itu mengikuti agama temannya. Oleh sebab itu, kamu harus hati-hati terhadap temanmu (HR Tirmizi dan Abu Daud dari Abu Hurairah).
3. Pengaruh Syetan
Dalam Alquran dikemukakan bahwa setan telah banyak menghancurkan kehidupan manusia, mulai dari manusia pertama sampai sekarang, bahkan sampai manusia di akhir zaman. Paling tidak terdapat 113 kata yang berarti setan dalam Alquran di antaranya adalah:
1. Menggoda Adam dan Hawa sehingga keduanya dikeluarkan dari sorga (QS Al-Baqarah/2: 36).
2. Musuh yang nyata bagi manusia (Al-Baqarah/2: 168).
3. Menyuruh manusia berbuat jahat dan keji (Al-Baqarah/2: 169)
4. Mengeluarkan manusia dari cahaya kepada kegelapan (Al-Baqarah/2: 257)
5. Menakut-nakuti manusia …. Ali Imran/3: 175).
6. Menyesatkan manusia sejauh-jauhnya (An-Nisak/: 60).
7. Mendorong manusia agar bermusuh-musuhan (Al-Maidah/: 91)
8. Membisikkan pikiran jahat kepada manusia (Al-A’raf/: 20)
9. Menipu manusia (Al-A’raf/: 27)
Dalam hadis juga ditemukan penjelasan tentang tipu daya setan terhadap manusia. Di antaranya dalam hadis qudsi berikut ini:
…وَإِنِّى خَلَقْتُ عِبَادِى حُنَفَاءَ كُلَّهُمْ وَإِنَّهُمْ أَتَتْهُمُ الشَّيَاطِينُ فَاجْتَالَتْهُمْ عَنْ دِينِهِمْ وَحَرَّمَتْ عَلَيْهِمْ مَا أَحْلَلْتُ لَهُمْ وَأَمَرَتْهُمْ أَنْ يُشْرِكُوا بِى …
… Aku telah menciptakan hamba-Ku menjadi orang yang lurus semuanya. Akan tetapi syetan memalingkan mereka dari agamanya, mengharamkan apa yang Aku halalkan dan menyuruh mereka mempersyerikatkan-Ku…( HR Muslim, Ahmad, Nasa’i dari ‘Iyad).
Agar terpelihara dari gangguan setan, manusia diperintahkan agar selalu mendekatkan diri dan memohon pertolongan Allah (Al-A’raf/: 200, Al-Falaq/113: 1- 5, An-Nas/114: 1- 6).
Selain pengaruh ketiga lingkungan di atas, ada pula lingkungan bukan manusia yang juga mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam perkembangan peserta didik, yaitu media yang berwujud berbagai bentuk, seperti: televisi, video, computer, internet, dan handphone. Media-media ini telah membuat wawasan anak-anak dan remaja berkembang lebih cepat dari pada masa sebelumnya. Namun, perubahan yang terlihat dalam realita masyarakat di samping yang positif, yang negatifnya juga cukup besar. Akibatnya, para orang tua merasakan mendidik anak zaman sekarang sudah sangat sulit dan melelahkan.
Anak-anak dan remaja sangat tertarik kepada berbagai permainan (games) dan hiburan (entertainment) yang disajikan oleh media di atas. Bahkan, peserta didik tidak segan-segan menghabiskan sebagian besar waktu efektifnya untuk pergi ke mall, warnet, dan playstation untuk menikmati permainan kesukaan mereka. Hal itu menyebabkan penambahan cost (biaya ekonomi) keluarga dan berkurangnya waktu belajar bagi peserta didik. Akhirnya mau atau tidak mau, akan terjadi penurunan kulitas akademik peserta didik. Ini merupakan masalah yang sangat serius.
Untuk menghadapi masalah di atas diperlukan upaya yang sangat serius pula. Semua komponen masyarakat terkait yang meliputi orang tua, pemilik warnet, pemilik stasion televisi, pengelola mall, dan playstation seyogianya peduli dengan perkembangan anak dan remaja. Program-program yang disajikan harus diseleksi sedemikian rupa, jadwal operasi yang juga dipertimbangkan agar anak dan remaja tidak larut menikmatinya sehingga melupakan pelajaran, kewajiban dan tugas-tugas lainnya.
Selain sumber informasi, jadikan internet sebagai sarana mendapatkan penghasilan. Mau tahu caranya? Tidak sulit. Silahkan KLIK DI SINI.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar